Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Pages

Kamis, 05 Mei 2016

Bumi dan Langit





Saat manusia membusungkan dada mereka, membanggakan kisah cinta bangsanya yang sudah mereka kira sempurna .  Padahal aku sendiri rasanya belum pernah mendengar cerita cinta lain yang lebih manis dari kisah cinta Bumi dan Langit .

Aku mengenal Bumi sebagai seorang yang paling sabar . Bumi itu kuat, belum pernah ia mengeluh karena beban makhluk-makhluk yang ada di permukaannya . Belum pernah ia merasa tak mampu untuk menahan rasa sakit saat manusia bengis menggerogoti sedikit-sedikit daging di tubuhnya . Dan selama ini juga belum pernah aku mendengar keluh kesah Bumi meski saat ini wajahnya mulai rusak karena ulah manusia yang tak tahu adat .

Bumi mungkin mampu menahan beban berat, menahan rasa sakit, menahan ego saat wajahnya mulai rusak .

Tapi aku tahu Bumi sering menangis karena tak mampu menahan rasa rindu kepada Langit .

Karena itu baru-baru ini aku tak sering mengajak Bumi berbicara, tak maulah aku menambah beban fikirannya .

Dahulu sekali, aku mengenal Langit sebagai seorang yang elok . Mungkin Langit adalah salah satu keajaiban terindah yang pernah Tuhan ciptakan . Warna biru adalah pertanda kerinduan, itulah mengapa Langit selalu berwarna biru yang seakan berkata kalau ia juga sangat merindukan Bumi . Ia sering meringis saat racun yang terlalu sering merobek-robek kulitnya . Namun langit tak pernah dendam, ia masih selalu tersenyum hingga saat ini .

Jadilah aku pun tak pernah berbincang lagi dengan Langit, jangankan untuk berbicara, sepertinya rasa perih bahkan mulai membuatnya sulit tersenyum lagi .

Beruntunglah mereka memiliki sahabat sebaik Air . Ia adalah seorang yang paling dermawan, tak tahulah aku darimana sifatnya itu . Bukan rahasia lagi jika Bumi selalu mengirimkannya ke atas untuk mengantarkan pesan, sebaliknya Langit juga mengirimkan pesannya ke Bumi sebagai Hujan . Tak pernah sungkan ia mengantarkan pesan cinta berkilo-kilometer jauhnya .

Air terlalu sibuk dengan tugasnya, tak maulah aku mengganggu ibadahnya sebagai penyalur amanat dua kekasih itu .

Aku sendiri tidak tahu apakah harus merasa beruntung atau merasa sedih . Satu sisi aku merasa beruntung karena tidak harus menahan beban dan rindu seperti bumi, tak harus risih karena tidak ada makhluk yang berkeliaran dikepalaku. Aku dapat hidup damai .

Tapi tak banyak yang tahu, kalau aku juga sering menangis karena kesunyian. Yang perlahan mendekapku dalam kegelapan .

-catatan hati Bulan-

0 komentar:

Posting Komentar

Brothapos boleh komen, ngasih saran, atau masukan sangat diperbolehkan. Tapi tolong perhatian agar tidak mengandung unsur yang melanggar peraturan negara, sara, dan kata-kata kasar atau porno ya, terimakasih.